Sejarah Pantai Kora-kora -->

Iklan Semua Halaman

Adbox

Subscribe Us

Sejarah Pantai Kora-kora

Admin
Thursday, November 12, 2015

Pantai Kora kora

Mendengar sebutan kata Kora Kora pikiran kita langsung tertuju pada bentuk Perahu berukuran sedang yang terbuat dari Kayu ,yang waktu itu banyak di buat pada zaman pemerintahan Belanda yang telah lama menduduki tanah minahasa.
Perahu tersebut memiliki banyak Faedah  yang tidak sedikit terhadap Mereka, termasuk di saat berlangsungnya  peristiwa Perang Tondano dalam kurun waktu  satu Tahun yaitu 1889 hingga 1890.
Waktu itu hampir seluruh jalur Hubungan di laut,Danau maupun sungai mayoritas di dominasi oleh perahu tersebut.
perlu di ketahui juga Perang Tondano  merupakan salah satu babak Episode penting yang tercatat dalam Sejarah perkembangan berdirinya kota Tondano, di ujung Timur Minahasa yang lokasinya tidak begitu jauh dari pusat pemerintahan Kota,
terdapat pantai  yang memiliki andil   begitu penting dalam menggerakan kegiatan Perekonomian, selain misi penyebaran Kristen protestan dalam kota di sana yang waktu itu masih di bawah kendali sepenuhnya oleh pihak Belanda, sempat di dirikan pelabuhan alami dalam skala kecil atas inisiatif mereka sendiri.
Menurut mereka posisinya sangat strategis  jika di fungsikan sebagai area pengiriman dan penyuplai berbagai bahan-bahan penting karena sering-seringnya perahu itu berlabuh di sana.orang-orang waktu itu langsung mengidentikan pelabuhan bersama eksistensi perahu tersebut sebagai labuhan kora-kora atas beberapa pertimbangan.

Labuhan Kora-Kora sesuai Nama pantai tersebut,dalam perang Tondano banyak memegang peranan penting dalam hal ini  pihak belanda sebagai pengguna, pasokan kebutuhan krusial seperti Logistik,Alat-Alat perang dan Suplay Pasukan termasuk juga beberapa perahu yang akan di pakai di Danau, dikirim langsung dari Ternate sebagaii pusatnya banyak bergantung dari Labuhan ini.
Keindahan panorama dan posisi strategisnya banyak di kagumi orang sejak zaman belanda,termasuk Zchwarz dan Riedel dua Tokoh penting yang  telah banyak berjasa dalam penyebaran Kristen Protestan di Minahasa.

Mereka lebih memilih pelabuhan ini dalam melakukan misinya sebagai tempat berlabuh atas perintah Zending Belanda yang berpusat di Batavia.
Dalam folklore masyarakat setempat yang bermukim tidak jauh dari pantai Labuan kora kora menyebutkan bahwa,Bajak laut Mangindano atau  yang di kenal ganas berasal dari Pulau Mindanao Philipin yang biasa di sebut masyarakat di sana sebagai Mepopuis sempat beberapa kali mengadakan Penyerangan-Penyerangan sporadis dengan tujuan merampok yang mengakibatkan engganya mereka menetap di sana berlama lama,sehinnga lebih memilih mengungsi ke dataran lebih tinggi yg berjarak 3 km dri posisi awal yang mereka namakan Binuangan merupakn cikal bakal Wanua Kapataran guna menyelamatkan nyawa mereka masing-masing.

Pada saat Perang Pasifik berkecamuk lokasi Pantai ini juga tidak luput dari kejadian tersebut hal ini bisa di lihat dari beberapa Bunker- bunker peningalan pasukan Jepang terdapat di sana yang mengindikasikan bahwa pihak Jepang sempat bertahan dan bercokol di sana cukup lama, demi mempertahankan supremasinya.Bukti-bukti adanya bekas Wanua tersebut bisa kita lihat dari beberapa artefak yang terkubur dalam Tanah bersama beberapa kuburanTua
Potensi wisata bahari dan sejarah pantai labuan kora-kora memiliki prospek yang luar biasa bagusnya, jika seandainya Pemerintah Otoritas setempat serius di barengi Itikad baik untuk membenahinya agar mampu memberikan niai tambah yang tidak sedikit terhadap seluruh Aspek kehidupan Masyarakat setempat termasuk Kesejahteraanya, saat ini Pemerintah lagi gencar-gencarnya mempromosikan daerah sebagai Pilar Industri Pariwisata pulau Sulawesi di ujung Utara demi mendongkrak APBD semoga untuk kedepan pantai tersebut bisa memiliki andil dalam memuluskan Program Tersebut.