Fakta Israel setelah dijajah Inggris -->

Iklan Semua Halaman

Adbox

Subscribe Us

Fakta Israel setelah dijajah Inggris

Admin
Monday, April 10, 2023

 




Sejarah Israel pernah mengalami masa penjajahan oleh Inggris pada periode yang dikenal sebagai Mandat Palestina. Mandat Palestina adalah suatu wilayah yang diberikan kepada Inggris oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1920, setelah berakhirnya Perang Dunia I dan runtuhnya Kekaisaran Utsmaniyah.

 

Inggris mendapatkan mandat ini atas dasar "Piagam Liga Bangsa-Bangsa," yang memberikan wewenang kepada Inggris untuk mengelola wilayah Palestina, yang mencakup wilayah yang saat ini menjadi Israel, Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yordania, untuk memajukan kesejahteraan penduduknya dan mempersiapkan mereka untuk pembentukan negara-negara mandiri di masa depan.

 

Namun, pemberian mandat kepada Inggris tidak berjalan mulus. Konflik antara Yahudi dan Arab di wilayah tersebut semakin meningkat sepanjang periode mandat. Inggris menghadapi berbagai perlawanan dari kedua pihak, termasuk pemberontakan Arab pada tahun 1936-1939 dan serentetan serangan terhadap pasukan Inggris oleh kelompok militan Yahudi seperti Irgun dan Lehi.

 

Pada tahun 1947, Inggris memutuskan untuk mengakhiri mandat dan menyerahkan masalah Palestina kepada PBB. PBB mengusulkan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab, dengan Jerusalem menjadi kota internasional. Meskipun usulan ini diterima oleh pihak Yahudi, namun ditolak oleh pihak Arab, yang menganggapnya sebagai pengkhianatan terhadap hak-hak mereka.

 

Pada tanggal 14 Mei 1948, sehari sebelum mandat Inggris berakhir, negara Israel yang baru didirikan secara resmi mengumumkan kemerdekaannya. Hal ini diikuti oleh serangan dari sejumlah negara Arab sekitarnya yang menolak pembentukan negara Israel, dalam apa yang kemudian dikenal sebagai Perang Arab-Israel 1948.

 

Dengan berakhirnya mandat Inggris, Israel menjadi negara merdeka dan mandiri. Namun, konflik antara Israel dan negara-negara Arab tetangganya berlanjut hingga saat ini, dengan isu teritorial dan status Palestina menjadi salah satu sumber ketegangan di Timur Tengah.

 

 

Perang Arab-Israel 1948: Setelah Israel mengumumkan kemerdekaannya, negara-negara Arab sekitarnya, seperti Mesir, Yordania, Suriah, Lebanon, dan Irak, menyerang Israel dalam upaya untuk mencegah pembentukan negara Yahudi tersebut. Perang ini berlangsung selama beberapa bulan dan berakhir pada tahun 1949 dengan Israel berhasil mempertahankan eksistensinya dan memperluas wilayahnya, sementara Tepi Barat dikuasai oleh Yordania dan Jalur Gaza dikuasai oleh Mesir.

 

Perang Sinai 1956: Israel bersekutu dengan Britania Raya dan Prancis dalam invasi terhadap Semenanjung Sinai yang saat itu dikuasai oleh Mesir. Tujuan Israel dalam perang ini adalah untuk membuka kembali Selat Tiran yang telah ditutup oleh Mesir dan mengakhiri serangan terhadap wilayah perbatasan Israel. Meskipun berhasil mencapai tujuannya, namun tekanan internasional memaksa Israel, Britania Raya, dan Prancis untuk menghentikan operasi mereka.

 

Perang Enam Hari 1967: Perang ini merupakan konflik besar antara Israel dan negara-negara Arab, yaitu Mesir, Yordania, dan Suriah. Perang ini dimulai pada 5 Juni 1967 dan berlangsung selama enam hari, di mana Israel berhasil merebut wilayah Tepi Barat, Jalur Gaza, Semenanjung Sinai, dan Dataran Tinggi Golan dari negara-negara Arab tersebut. Perang Enam Hari memiliki dampak besar terhadap sejarah Israel dan konflik Israel-Palestina, termasuk penguasaan Israel atas Tepi Barat dan Jalur Gaza yang menjadi sumber ketegangan hingga saat ini.

 

Perjanjian Damai Israel-Mesir 1979: Pada tahun 1979, Israel dan Mesir menandatangani Perjanjian Damai di bawah mediasi Amerika Serikat. Perjanjian ini mengakhiri secara resmi konflik antara kedua negara dan mengakui eksistensi negara Israel oleh Mesir. Sebagai bagian dari perjanjian ini, Israel menarik diri dari Semenanjung Sinai yang telah direbut pada Perang Enam Hari, dan hubungan diplomatik antara Israel dan Mesir dimulai.

 

Perjanjian Damai Israel-Yordania 1994: Pada tahun 1994, Israel dan Yordania menandatangani Perjanjian Damai yang mengakhiri secara resmi konflik antara kedua negara dan mengakui eksistensi negara Israel oleh Yordania. Perjanjian ini memperbaiki hubungan bilateral antara kedua negara, termasuk kerjasama ekonomi dan keamanan.

 

Konflik Israel-Palestina: Konflik antara Israel dan Palestina terus berlanjut hingga saat ini, melibatkan sengketa teritorial, status Yerusalem, pemukiman Israel di Tepi Barat, dan hak-hak rakyat Palestina. Upaya perdamaian dan solusi dua negara telah di

  

usulkan oleh berbagai pihak, termasuk upaya mediasi oleh komunitas internasional, namun hingga saat ini belum ada solusi yang dapat mengakhiri konflik ini secara definitif.

 

Pembentukan Negara Palestina: Selama sejarah Israel, terdapat upaya untuk membentuk negara Palestina yang merdeka di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza, yang diakui secara internasional sebagai wilayah yang dihuni oleh rakyat Palestina. Beberapa upaya telah dilakukan, seperti perjanjian Oslo pada tahun 1993 yang mencanangkan pencapaian solusi dua negara, namun hingga saat ini pembentukan negara Palestina masih belum terwujud.

 

Pembangunan Ekonomi dan Teknologi: Meskipun terlibat dalam konflik yang kompleks, Israel berhasil mencapai kemajuan ekonomi dan teknologi yang signifikan. Negara ini dikenal sebagai "The Start-up Nation" karena menjadi pusat inovasi dan teknologi yang berkembang pesat. Israel telah mengembangkan industri tinggi seperti teknologi informasi, bioteknologi, farmasi, dan energi terbarukan, serta memiliki hubungan perdagangan dan kerjasama dengan banyak negara di dunia.

 

Demikianlah beberapa peristiwa dalam sejarah Israel setelah masa penjajahan Inggris. Konflik Israel-Palestina menjadi salah satu isu yang kompleks dan belum terselesaikan hingga saat ini, sementara Israel terus menghadapi tantangan politik, keamanan, dan ekonomi dalam upaya membangun dan mempertahankan eksistensinya sebagai negara merdeka.